Tuesday, August 17, 2010

Puasa

Dari: IMAM SARJONO
Judul: Untuk apa kita puasa?


Ass.wr.wb



Sebuah tulisan dari renungan pribadi menjelang puasa:


Ada pertanyaan dalam diri saya sejak kecil yaitu, untuk apa sebenarnya saya berpuasa?.
Jawabannya bisa sederhana, yaitu agar kita bertakwa, atau jawaban yang rumit berbelit-belit, ditinjau dari banyak sudut dan segi, misalnya kedokteran atau lainnya. Namun jawaban itu masih belum memuaskan saya, belum membumi, belum menjadi realitas dalam kehidupan saya. Maka puasa tetap saja menjadi sebuah "dogma". Berpuasa mendapat pahala dan meninggalkannya akan berdosa.

Pemahaman tentang hakekat puasa bagi saya mulai tersingkap, sejak melakukan sholat khusuk. Tidak berbelit-belit, tidak teoritis, namun membumi, dalam realitas.
Puasa adalah sholat dalam realitas kehidupan. Atau lebih jelasnya Puasa adalah melatih kesadaran. Kesadaran berpuasa. Kesadaran bahwa ada yang mengamati, yaitu Allah. Kalau sholat dimulai dengan takbir dan diakhir dengan salam, maka puasa dimulai dengan niat saat fajar dan diakhiri dengan berbuka. Maka selama berpuasa yang dilatih adalah kesadaran dari jiwa kita. Sadar untuk mengikuti petunjukNYA dan menjauhi laranganNYA. Puasa melatih kedisiplinan dalam kesadaran. waktu berpuasa harus benar-benar tepat dihitung, tidak boleh kurang, dan harus serius dan sungguh-sungguh.

Maka benarlah kalau puasa adalah ajang pelatihan, ajang peperangan dalam diri sendiri, dari kesadaran sendiri. Mengapa kita mau melakukan ini, anda bisa makan secara sembunyi-sembunyi dan memastikan tidak ada yang tahu. Namun ada kesadaran bahwa ada yang tahu yaitu anda sendiri tahu. Artinya ada kesadaran yang tahu, bahwa anda puasa atau tidak. Kesadaran ini memberi tahu bahwa ada sesuatu yang mengamati dan tahu apa yang sedang kita lakukan. Artinya walaupun kita tidak melihat, namun kita sadar bahwa kita tidak boleh makan karena Allah tahu kita sedang makan. Itulah makna ihsan. Maka puasa adalah melatih kesadaran kita ber-ihsan kepada Allah.

Sebuah contoh sederhana mengenai ihsan: Anda masuk ke ruangan yang dilarang merokok, di seluruh bagian dari ruangan itu dipasang kamera. Anda diberi tahu ada kamera yang memantau seluruh kegiatan anda setiap detik. Walaupun anda tidak melihat kameranya, namun anda yakin bahwa anda sedang diamati. Seseorang sedang melihat anda.


Yang berpuasa adalah jiwa (emosi, nafsu, keinginan, dsb) kita, bukan sekedar tubuh yang hanya akan mendapatkan lapar dan dahaga. Maka kesadaran menjadi titik tolak terpenting, itulah sebabnya kalau kita tidak sadar makan dan minum atau terlupa tidak membatalkan puasa kita. Karena yang dituntut adalah kesadaran kita berpuasa, yaitu menjalankan perintahNYA. Kesadaran dalam berbuat, berfikir dan beribadah. Kesadaran bahwa kita sedang berpuasa.
(Contoh ekstrem: Bayangkan kalau anda tidur sejak sahur dan bangun saat buka, atau anda hanya membaca buku cerita, menonton tv, mancing atau apapun itu sejak sahur dan selesai saat magrib, apakah ada kesadaran disini?).

Berlatih kesadaran ber-ihsan kepada Allah secara serius, sungguh-sungguh dalam realitas kehidupan kita sehari-hari. Berlatih selama sebulan penuh akan menempatkan kesadaran pada puncak tertinggi melihat wujud Allah dalam realitas kehidupan kita sehari-hari.
Ketika berbicara akan berhati-hati karena Allah Maha Mendengar
Ketika berfikir akan positif karena Allah akan membimbing
Ketika bertingkah laku dan berakhlak akan mengikuti aturan dan petunjukNYA
....
Itulah Iman atau keyakinan kita kepada Allah
Buahnya nanti adalah Takwa setelah kita lulus dalam gemblengan selama sebulan ini.
(Ya Takwa: itulah jawaban dari ustad atau guru-guru saya sejak kecil, namun tidak mampu saya jabarkan dalam realitas hidup saya selama ini).


Maka marilah kita berpuasa untuk melatih kesadaran kita, berpuasa dengan ber-ihsan atau melihat Allah. Biarlah kita serahkan pahala atau penilain kepada Allah saja. Kita hanyalah melatih kesadaran kita mendekat kepada Allah.
Semakin dekat dan semakin dekat, sampai tak terasa ada jarak lagi. Kita merasakan Allah ada dalam kesadaran kita.



Selamat menjalankan ibadah puasa.

No comments:

Post a Comment