Saturday, July 31, 2010

Ahadiah

Saya cuba memahami hakikat tersebut dan telah melayari pelbagai website dan blog, memungut maklumat dan huraian semoga dapat menambah kefahaman dan membina dapatan yang yang boleh memberi makna kepada penulis sendiri sejelas-jelasnya. Secara amnya martabat tujuh dipelopori oleh golongan sufi yang sampai ke takah wahdatul wujud. Takah tertinggi bagi ahli sufi.

Wahdatulwujud secara umum.

Hamka mengemukakan bahwa faham Wahddatul Al-Wujud yang melahirkan ajaran Martabat Tujuh muncul karena tak dibedakan atau dipisahkan antara asyik dengan masyuknya. Dan apabila ke-Ilahi-an telah menjelma di badan dirinya, maka tidaklah kehendak dirinya yang berlaku, melainkan kehendak Allah.

Dr. Simuh pun kembali menambahkan, dalam ajaran martabat tujuh, Tuhan menampakkan DiriNya setelah bertajjali dalam tujuh di mana ketujuh tingkatan tersebut dibagi dalam dua wujud. Yakni tiga aspek batin dan empat aspek lahir. “Tiga aspek batin terdiri dari Martabat Ahadiyah (kesatuan mutlak), Martabat Wahdah (kesatuan yang mengandung kejamakan secara ijmal keseluruhan), dan Martabat Wahadiyah (kesatuan dalam kejamakan secara terperinci dan batas-batas setiap sesuatu). Sedangkan aspek lahir terdiri Alam Arwah (alam nyawa dalam wujud jamak), Alam Mitsal (kesatuan dalam kejamakan secara ijmal), Alam Ajsam (alam segala tubuh, kesatuan dalam kejamakan secara terperinci dan batas-batasnya) dan Insan Kamil (bentuk kesempurnaan manusia).

Martabat berarti tingkatan. Dalam ajaran tasawuf seorang yang ingin mencari Tuhannya, harus melalui tingkatan-tingkatan, inilah yang disebut Martabat. Tingkatan-tingkatan ini tidak selalu berjumlah tujuh. Tergantung kepada aliran taswuf itu sendiri. Ada yang 7 ada yang lebih dari 7. Tujuh martabat yang harus dilalui oleh seorang sufi adalah : lembah pencarian (talab), cinta ('isyq), makrifat (ma'rifah), kepuasan hati (istighna'), keesaan (tawhid), ketakjuban (hayrat), kefakiran (faqr) dan inklusif (fana').

Sumber:

Martabat Pertama:

Martabat pertama adalah Martabat Ahadiyah yang diungkapkan sebagai Martabat Lata’ayyun, atau al-Ama (tingkatan yang tidak diketahui). Disebut juga Al-Tanazzulat li ‘l-Dhat (dari alam kegelapan menuju alam terang), al-Bath (alam murni), al-Dhat (alam zat), al-Lahut (alam ketuhanan), al-Sirf (alam keutamaan), al-Dhat al-Mutlaq (zat kemutlakan), al-Bayad al-Mutlaq (kesucian yang mutlak), Kunh al-Dhat (asal terbuntuknya zat), Makiyyah al-Makiyyah (inti dari segala zat), Majhul al N’at (zat yang tak dapat disifati), Ghayb al Ghuyub (gaib dari segala yang gaib), Wujud al-Mahad (wujud yang mutlak).

Sumber:
http://jalantrabas.blogspot.com/2008/09/tentang-martabat-tujuh.html

No comments:

Post a Comment